Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jenis awan baru ini berbentuk awan gelap yang bergulung-gulung di angkasa dan sudah sering ditemukan di berbagai lokasi di seluruh dunia.
“Jika dilihat dari bawah, awan ini sedikit terlihat seperti riak-riak ombak kecil yang terputus-putus,” kata Gavin Pretor-Pinney, pendiri Cloud Appreciation Society, sekaligus penemu Asperatus.
“Kami mencoba mengidentifikasi dan mengklasifikasikan setiap foto awan yang kami temukan. Ketika melihat Asperatus, kami melihat ada ciri-ciri khusus yang belum pernah kami temukan dalam kategori awan sebelumnya. Oleh karenanya pada saat itu saya mulai berpikir bahwa kemungkinan besar ini adalah jenis awan baru,” terang Gavin.
Lebih lanjut Gavin menjelaskan, diberi nama Asperatus karena permukaan bawah Asperatus terlihat kasar dan berombak. Asperatus berasal dari bahasa latin yang artinya kasar.
“Asperatus nampak terlihat dalam kumpulan badai angin yang besar. Namun beberapa laporan menyebutkan bahwa awan ini cenderung terpecah tanpa membentuk badai terlebih dahulu,” kata Gavin.
RMS kini tengah mengumpulkan informasi lebih rinci mengenai data cuaca dan lokasi Asperatus ditemukan untuk memahami olebih tepat apa yang menyebabkan terbentuknya awan Asperatus.
Dalam ilmu telaah awan, terdapat sepuluh bentuk dasar awan yang diklasifikasikan dalam istilah genus. Setiap genus menggambarkan dimana awan-awan tersebut terbentuk, intensitas kemunculan mereka, termasuk klasifikasi mengenai awan stratus, cumulus dan cirrus.
Genre ini kemudian dibagi kedalam dua spesies awan yang menggambarkan struktur internal dan bentuk dan variasi awan yang menggambarkan transparansi dan penyusunan awan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar