19 Juni 2009

bencana yg mungkin di masa depan

Selain banjir, senjata nuklir, polusi lingkungan, memburuknya iklim,

dan lain sebagainya, menurut laporan majalah Discovery, AS, para

ilmuwan juga memperhitungkan puluhan jenis bencana alam atau ulah

manusia yang bisa mengakibatkan manusia mendekati kepunahan.


Jaman sekarang, setiap saat orang-orang menyebarkan informasi tentang

kepunahan spesies, sehingga kita mulai menyadari bahwa ini bukan sebuah

fenomena perputaran alam yang baik.




Para ilmuwan telah memperkirakan, bahwa rasio kepunahan spesies

organisme sekarang adalah 1.000 kali lipatnya zaman fosil, menurut

statistik bahwa di atas bumi secara aktual terdapat 99% spesies berada

di ujung kepunahan.


Dan pembunuh-pembunuh yang menghancurkan spesies ini, sebagian besar disebabkan aktivitas peradaban manusia saat ini. Aktivitas-aktivitas ini menyebabkan berbagai jenis makhluk hidup di bumi, termasuk manusia sendiri secara perlahan-lahan menuju ke dalam kondisi yang kritis, ada beberapa kondisi yang mungkin dapat dialami dalam gerakan putaran alam.


Mungkin Anda akan menganggap bahwa peringatan di atas hanya imajinasi


sastrawan, namun di bawah pengamatan dan penyelidikan ilmuwan ditemukan bahwa dalam sejarah ratusan juta tahun, di atas bumi berkali-kali

menyisakan bekas-bekas dihancurkan.


Kerak Bumi Berubah Posisi


Ketika professor Charles H.Hapgood sedang mempelajari peta kuno Kutub Selatan, ia pernah mengemukakan hipotesa peralihan kerak bumi (Earth Crust Displacement).


Dalam kondisi tertentu, segenap kerak luar bumi mungkin dapat

menggerakkan posisinya secara menyeluruh, bagaikan selembar kulit jeruk

tak berisi, setelah kendor dan terkelupas, akan menggerakkan segenap

posisinya.



Menurut hipotesa tersebut, kerak bumi setebal 30 mil dapat meluncur di

atas inti bumi yang tebalnya 8 ribu mil, beberapa sarjana AS mengaitkan

hipotesa ini dengan bencana dahsyat di Alaska dan Siberia pada 11 ribu

tahun lampau. Mereka memprediksikan daratan di Kutub Selatan saat ini,

ternyata adalah daerah berjarak sekitar 2 ribu mil sebelah utara Kutub

Selatan.



Dan sebelum adanya peradaban manusia ini, minimal pada 6 ribu tahun

silam, telah terjadi peralihan kerak bumi, segenap kerak bumi


menggerakkan posisi, hingga menggeser daratan Kutub Selatan ke

posisinya saat ini. Ini membuat daratan yang hangat mendadak menjadi

dingin, dan secara perlahan diselimuti dengan es dan salju.


Dan di saat bersamaan, Alaska dan Siberia juga mengarah ke Kutub Utara,

sehingga membuat daratan yang semula hangat dalam sekejab menjadi

dingin “membeku”. Ini secara rasional telah menjelaskan tentang lapisan

tanah beku di utara Siberia, gajah raksasa berbulu panjang yang

ditemukan serta sejumlah besar binatang yang tidak dapat hidup di

daerah dingin, seperti misalnya badak, banteng, kuda, gezelle, srigala,


machairodont (harimau bergigi pedang), singa dan sebagainya, selain itu

juga ada mayat manusia.


Ledakan Sinar Gamma




Sinar Gamma adalah ledakan dengan kekuatan terdahsyat yang sudah diketahui di alam semesta saat ini, dan pengetahuan yang dipahami ilmuwan atas hal ini masih sangat terbatas.

Ilmuwan mendapati, bahwa sinar gamma (Gamma Ray Burst, GRB) yang

berasal dari galaksi luar yang jauh, adalah energi yang dilepaskan

kembali setelah hancurnya 2 bintang tetap, energi pancarannya sangat

kuat dan tak dapat diduga, kurang lebih seribu kali lipatnya matahari.




Sebelum perubahan besar ini terjadi, manusia sama sekali tidak dapat

mengamati perubahan sesudahnya, sehingga dengan demikian juga tidak

tahu bagaimana cara mengantisipasinya.


Jika terjadi, maka meski berada di tempat sejauh seribu tahun cahaya, dan meski pada malam yang biasanya cerah di sebuah tempat yang jauhnya tidak dapat Anda saksikan, ia juga akan terang secara tiba-tiba seperti matahari, kemudian melepaskan energi yang maha besar, dan menyinari bumi dengan pancarannya.



Meskipun lapisan atmosfer dapat melindungi kita terhindar dari serangan

sinar Gamma dan sinar -X, namun pancaran-pancaran berenergi tinggi ini

dapat membuat lapisan atmosfer menjadi panas dan menghasilkan

nitrogenoksida, yang dapat secara serius merusak ozonosfer (lapisan

ozon).



Yang lebih parah adalah ini dapat secara langsung mengacaukan proses

fotosintesis plankton di samudera (mereka dapat menyuplai oksigen bagi

atmosfer), merusak ekologi sekaligus juga menghancurkan rantai makanan.


Jarak sinar gamma yang ditemukan saat ini sangat jauh dari kita, meski

pengetahuan yang diketahui ilmuwan atas hal ini sangat terbatas, namun


dapat dibayangkan akibat yang mengerikan seandainya secara tiba-tiba ia

menyinari bumi kita.





Planet Menabrak Bumi



Pada 1908 silam, sebuah meteorit komet setinggi kurang lebih 200 kaki (± 60 m) pernah melintasi lapisan atmosfer, dan mengenai kawasan, Siberia, akibatnya terjadi ledakan di kawasan tersebut.

Menurut perhitungan astronom bahwa peristiwa sejenis akan terjadi

setiap 100-300 tahun. Peristiwa ini, seandainya terjadi di samudera

atau daerah yang jarang penduduknya, yang mana meskipun rasio

kemungkinan manusia terhindar dari bencana ini sedikit lebih besar,

namun ilmuwan mengatakan: terhadap planet besar, tidaklah penting di

mana posisi yang diterjang mereka (planet).


Jika meteorit selebar ½ mil (± 800 m) menabrak bumi (± setiap 250 ribu


tahun) meski tidak sampai menyebabkan kepunahan seluruh umat manusia,

namun cukup memusnahkan pembangunan peradaban umat manusia sekarang.


Sebuah meteorit selebar 5 mil menabrak bumi dapat menimbulkan gempa,

tsunami, letusan gunung berapi, dan mengakibatkan kepunahan yang lebih

dahsyat, sama seperti akhir zaman dinosaurus.




Pada 1994 silam, ilmuwan berhasil mengamati seluruh proses tabrakan

Comet Shoemaker-Levy 9 dengan Jupiter, ini menjelaskan bahwa planet

menabrak bumi bukan tidak mungkin, juga bukan peristiwa mengerikan yang

baru akan terjadi ratusan tahun kemudian.





Lubang Hitam



Sistim galaktik pada umumnya dipenuhi dengan Lubang Hitam (black hole). Menurut prediksi ilmuwan secara garis besar, bahwa dalam sistem galaktik terdapat sekitar satu juta lubang hitam, benda-benda ini beredar sama seperti bintang lainnya.


Seandainya ada sebuah planet sedang akan mendekati kita, hal itu bisa

kita prediksi, tapi jika seandainya itu adalah lubang hitam maka kita

tidak akan mendapat peringatan. Jika sebuah planet yang akan menabrak

bumi, para ilmuwan puluhan tahun silam bisa saja mengamati dan

memprediksikan waktu maupun energinya secara konkret.



Namun lubang hitam tidak akan menabrak atau menghancurkan bumi, akan

tetapi, ia -dengan kekuatan gravitasinya yang luar biasa- dapat

mengacaukan orbit peredaran benda langit, sehingga suhu di bumi akan

mengalami perubahan yang drastis.





Badai Matahari



Selama beberapa tahun terakhir ini, matahari sudah memasuki perubahan periodik medan magnetik yang terjadi setiap 10-11 tahun. Dalam masa demikian, partikel dan pancaran kemungkinan akan menerpa ke bumi dengan kecepatan 1juta km/jam. Dan ancamannya terhadap bumi, adalah suatu hal yang tak dapat diperhitungkan para ilmuwan.Pada April 2001 silam, sebagaimana yang diperkirakan ilmuwan, telah


terjadi ledakan bintik matahari yang dahsyat di permukaannya, dan ini

merupakan salah satu ledakan terbesar yang tercatat selama ini,

untungnya solar Flare (letusan gas matahari) tidak mengarah ke bumi

(lihat pada foto di atas).


Karena itu sebagian besar energi yang dilepaskan letusan protuberan


tidak akan sampai menerjang bumi. Letusan protuberan atau gas matahari

disebabkan ledakan tiba-tiba dari energi magnetik.


Letusan ini dapat menambah kecepatan gerak partikel matahari hingga

mendekati kecepatan cahaya dalam beberapa detik, sekaligus membuat suhu

di permukaan matahari naik hingga jutaan derajat.


Energi yang dilepaskan letusan protuberan bahkan mencapai miliaran ton energi yang dihasilkan ledakan bahan peledak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar