12 Juni 2009

persipura juara djarum indonesia super league ( DISL) 2008/2009


akhirnya persipura jayapura juara DISL setelah mengalahkan persija jakarta 3-1 di gelora bumikartini jepara

keberhasilan persipura juara DISL tahun ini memang sudah diprediksi sejak lama
karena peforma persipura jayapura yang sangat luar biasa sepanjang
musim ini persipura mampu meninggalkan persiwa wamena dan
persib bandung dengan selisih angka yang cukup jauh dengan
73 poin persipura tak mungkin dikerjar tim lain

sepanjang pertandingan persipura menunjukkan bahwa mereka akan menang

Tanda-tanda kemenangan Persipura mulai terlihat sejak menit awal babak pertama langsung menekan pertahanan Persija.

Boazt Salosa berhasil menciptakan gol cepat pada menit ke-8 untuk menggetarkan gawang Persija yang dijaga kiper Hendro Kartiko.

Gol cepat tersebut tidak membuat pemain Persija mengendurkan perlawanan, bahkan Persija berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-15 melalui tendangan keras Greg Nwokolo dari luar kotak penalti lawan, skor 1-1.

Kedudukan sama kuat membuat anak asuh Jacksen F Tiago meningkatkan tempo permainan dengan melakukan variasi serangan untuk membongkar barisan pertahanan Persija yang dimotori oleh Abanda Herman.

Pemain Persipura beberapa kali menciptakan peluang untuk mencetak gol melalui serangan dari lini tengah, sayap kanan, dan kiri, bahkan tim besutan mantan pemain Persebaya ini mampu menciptakan lima tiga kali peluang untuk menambah gol.

Dua dari tiga peluang tersebut dimiliki oleh Boazt Salosa dan satu peluang dimiliki Ernest Jeremiah.

Hingga babak pertama usai, kedudukan kedua kesebelasan tetap imbang 1-1.

Memasuki babak kedua, pada menit ke-46 Pelatih Persija Danurwindo melakukan pergantian dua pemain sekaligus, yakni kiper utamanya Hendro Kartiko terpaksa ditarik keluar digantikan Iswan Karim karena cedera dan Leo Saputro digantikan Danan Puspito.

Sejak menit awal babak kedua, pemain Persija mulai terlihat kelelahan karena hampir semua pemainnya kalah berduel saut lawan satu dengan pemain Persipura.

Praktis kendali permainana selama babak kedua dimiliki Pemain Persipura yang ngotot mengejar kemenangan untuk menjadi juara liga super jika berhasil menang.

Permainan prima anak Persipura berulang kali dengan mudah menerobos barisan pertahanan Persija.

Bahkan, kelincahan Boazt Salosa berulang kali menciptakan peluang jika saja bola tendangannya tidak naik ke atas mistar gawang yang dijaga Iswan.

Kesigapan kiper kedua Persija ternyata masih kalah dibandingkan dengan Hendro Kartiko, karena pada menit ke-73 gawangnya kembali bergetar setelah upayanya menangkap bola gagal dan bola muntah berhasil diselesaikan Boazt untuk mengubah skor menjadi 1-2, untuk keunggulan Persipura.

Gol kedua Persipura semakin membenamkan semangat pemain Persija, karena berulang kali melakukan serangan selalu mudah dipatahkan.

Peluang emas Persija hanya dimiliki Bambang Pamungkas melalui tembakan jarak jauh adari luar kotak penalti lawan, tetapi belum mampu membobol gawang Persipura yang dijaga kiper jendry Pitoy.

Faktor kelelahan kelihatannya m

enjadi pemicu pemain Persija kurang disiplin dalam menjaga area pertahanannya, karena pada menit ke-75 gawang Persija kembali bobol.

Gol berawal ketika Ernest Jeremiah melakukan tusukan dari sisi kanan pertahanan Persija, namun pemain bertahan lainnya yang mulai kelelahan kurang sigap menjaga pergerakannya sehingga memberi ruang gerak melakukan tembakan ke gawang.

Tendangan Ernes yang kurang keras ternyata tidak dapat ditangkap dengan sempurna oleh kiper Persija Iswan, sehingga gawannya kembali bobol, skor 1-3.

Unggul dua gol tidak membuat pemain Perspura mengendurkan serangan, bahkan pemain Persipura berhasil menciptakan sejumlah peluang, namun belum mampu membuahkan gol.

Hingga peluit babak kedua ditiup wasit asal Yogyakarta Armando Pribadi, kedudukan kedua kesebelasan tetap 1-3, untuk kemenangan Persipura.

Pada pertandingan malam itu, wasit mengeluarkan satu kartu kuning untuk pemain Persija.

Menanggapi kekalahan timnya, 1-3, Pelatih Persija Danurwindo mengatakan, anak asuhnya mengalami kelelahan fisik, sehingga pada babak kedua permainnya mulai menurun dan barisan pertahanan mudah sekali ditembus.

“Anak asuh kami bukannya tidak disiplin, hanya karena faktor kelelahan setelah menjalani sejumlah pertandingan secara beruntun,” ujar mantan pelatih PKT Bontang ini.

Jadwal pertandingan yang padat tersebut, katanya, menyulitkan anak asuhnya untuk melakukan pemulihan fisiknya secara sempurna.

Bagaimana dengan pendapat penggila bola di tanah air, silahkan mengeluarkan pendapatnya, mungkin bagi para The Jack Mania… agak kecewa dengan hasil ini, tapi nggak apa-apa kekalahan dalam sebuah kompetisi itu harus diterima dengan lapang dada, Insyaallah…






Tidak ada komentar:

Posting Komentar