12 Juni 2009

kedatangan MU untuk pembelajaran



Kedatangan klub Inggris Manchester United ke Jakarta hendaknya dijadikan pembelajaran dan diharapkan akan muncul bintang-bintang baru di persepakbolaan Indonesia, kata mantan pemain tim nasional Anjas Asmara.

"Semaksimalnya kedatangan MU harus menjadi pembelajaran. Kita harapkan akan muncul bintang-bintang baru di persepakbolaan Indonesia," kata Anjas Asmara di Jakarta, Jumat.

MU akan bertanding di Jakarta pada 20 Juli melawan tim Indonesia All Stars yang materinya dipilih oleh masyarakat.

Anjas menyoroti prestasi sepakbola Indonesia sudah jauh tertinggal dibanding negara-negara lain bahkan dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara. Bahwa Indonesia sudah berada di bawah Thailand, Vietnam, membuat masyarakat sangat kecewa.

Anjas yang merupakan pemain seangkatan Suaib Rizal dan pernah memperkuat tim nasional pada era 1970-an mengatakan level persepakbolaan Indonesia pada masa jayanya pernah setingkat dengan Manchester United (MU).

"Level Indonesia dulu itulah level MU. Kami bermain tahan banting. Untuk masa sekarang ini ada sikap patriot yang hilang diantara para pemain. Kita bahkan sudah berada di bawah Thailand dan Vietnam," tuturnya.

Kelemahan yang mesti dibenahi, lanjutnya, adalah kemampuan teknik individu pemain dimana pada saat ini ia melihat tak ada pelatih yang intens melatih hal itu, melainkan hanya lebih fokus kepada strategi permainan.

"Dengan adanya MU kesini harusnya mereka terkatrol untuk memberikan pelatihan teknik," harap Anjas yang turut memperkuat skuad timnas Indonesia saat menahan imbang MU 0-0 di Jakarta pada 1975.

Anjas mengungkapkan keprihatinan sepakbola Indonesia saat ini karena jarang bertanding dengan tim-tim besar dari luar negeri. Berbeda dengan pada masanya, timnas sering menjajal tim-tim besar di SUGBK bahkan timnas pernah berhadapan Brazil dan pernah pula mengalahkan Uruguay 2-1 dimana ia mengakses satu gol.

Kualitas timnas pada era 1970-an yang tak jauh berbeda dengan tim-tim asal luar negeri menyebabkan timnas tidak pernah minder apalagi takut. Hal itu juga didukung dengan kehadiran pelatih-pelatih ternama yang memiliki banyak pengalaman di pentas internasional.

Anjas yang bermain sebagai gelandang kiri saat timnas diperkuat oleh Roni Paslah, Iswadi Idris, Junaidi Abdilah, Andi Lala, Nobon Kamayudin, Oyong Liza dan Sutan Harahara, melihat hanya sedikit pemain Indonesia yang bertalenta tinggi saat ini.

"Yang saya lihat sekarang, Boaz Salossa, Bambang Pamungkas, Firman Utina itulah pemain bagus. Masyarakat lebih pintar menilai," ujarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar